Mungkin kita semua tidak asing dengan sebuah tempat bernama Grand Canyon bukan? Yaitu sebuah kawasan wisata yang berada di bagian utara Arizona, Amerika Serikat. Yang menyuguhkan deretan ngarai tebing sejauh mata memandang. Nah, itu jika kita berbicara tentang destinasi wisata alam di luar negeri. Apakah di Indonesia sendiri ada yang seperti itu? Tentu saja ada. Sudah pernah dengar tentang tempat wisata "Cukang Taneuh"? Mungkin lokasi wisata tersebut masih sangat asing bagi kebanyakan orang. Tapi bagaimana dengan wisata "Green Canyon"? Nah, setidaknya pasti ada yang pernah dengar atau tahu informasi mengenai tempat wisata tersebut.
Green Canyon atau ngarai hijau, sebenarnya adalah sebutan yang sedang hype dikalangan traveler pecinta nuansa alam, untuk menyebut kawasan lokasi menyusuri ngarai hijau yang berada di dekat Pangandaran, Jawa Barat. Dan istilah Green Canyon sendiri sebenarnya telah dipopulerkan sejak tahun 1993 [wikipedia], yang mana saat itu mulai dipopulerkan oleh seorang berkebangsaan Perancis, bernama Bill John. Yang pada awalnya sebutan itu digunakan karena terinspirasi dari nama Grand Canyon yang berada di Amerika Serikat.
Green Canyon - Video Dokumentasi milik Acep Tantan Purnama
Tapi, tahukah kamu, sebenarnya sudah sejak lama masyarakat sekitar objek wisata tersebut memiliki sebutan sendiri, yaitu Cukang Taneuh. Yang berarti jembatan yang terbuat dari tanah (Cukang=jembatan, Taneuh=tanah). Hal ini berkaitan dengan adanya jembatan tanah yang berada di atas lembah dan jurang, yang seringkali digunakan oleh masyarakat sekitar guna bisa menuju ke kebun mereka yang letaknya berada di seberang lembah.
Rafting Sambil Berburu Spot Foto
Green Canyon Body Rafting - Dokumentasi milik Planetpangandaran.co.id
Wisata Cukang Taneuh juga memanjakan para pengunjung dengan menyediakan jadwal rafting. Yang terbagi kedalam dua kategori, yaitu: semi body rafting dan full body rafting. Untuk semi body rafting sendiri, para wisatawan akan diajak menikmati keindahan alam dengan menggunakan perahu wisata yang diberangkatkan dari dermaga Ciseureuh menuju Green Canyon, yang kemudian akan dilanjutkan dengan berenang disekitar ngarai hijau sejauh 500 meteran. Full body rafting sendiri menawarkan jarak pengarungan sejauh 5 Km dengan durasi 3-4 jam. Nah, disela-sela rafting itulah kita bisa sambil mencari lokasi foto yang sangat cantik.
Siap-Siap Disambut Hujan Abadi
Hujan abadi menyambut wisatawan - Dokumentasi milik Kompas Travel
Ditempat wisata ini ada fenomena yang sangat luar biasa dimana kita akan menjumpai "Hujan Abadi". Hujan abadi sendiri sebenarnya adalah istilah masyarakat sekitar yang menyebut tetesan air yang menyerupai tetesan air hujan deras yang keluar dari celah atap tebing dimana tetesan-tetesan air tersebut seperti tidak pernah ada habisnya. Sebenarnya ini adalah fenomena alamiah, dikarenakan adanya banyak mata air dan sungai-sungai kecil yang mengalir di atas ngarai, yang sebagian menembus ke bawah.
Memacu Adrenalin Dari Atas Tebing
Rasakan sensasi melompat dari atas tebing - Dokumentasi milik Mypangandaran.com
Mungkin salah satu aktifitas yang bisa dilakukan di Cukang Taneuh adalah terjun dari atas tebing dan menembus jernihnya air sungai. Namun hal ini tentunya harus dilakukan dengan hati-hati. Kegiatan ini sudah barang tentu akan sangat disukai oleh para petualang yang suka memacu adrenalinnya. Dan akan sangat berkesan ketika kita melakukan lompatan, sudah ada juru foto yang siap mengabadikan aksi kita.
Nah, itulah sedikit ulasan tentang lokasi wisata Cukang Taneuh atau yang lebih dikenal dengan sebutan Green Canyon. Tentunya artikel ini bertujuan untuk memberi gambaran singkat mengenai wisata alam yang ada di ujung selatan Jawa Barat Tersebut.
Indonesia sebagai salah satu negara beriklim tropis, sudah barang tentu memiliki hamparan hutan yang sangat luas. Meskipun akhir-akhir ini telah banyak pembalakan liar yang sangat merusak kelestarian hutan, namun upaya untuk melestarikannya tidak pernah pupus. Dan salah satu upaya yang dilakukan adalah menggarap keindahannya dengan sentuhan eko pariwisata. Dimana para stake holder dan pemerintah mencoba mengenalkan upaya pelestarian hutan melalui sektor wisata. Tentunya hal ini tidak hanya untuk meningkatkan produktifitas wisata, akan tetapi juga merupakan sebuah langkah edukatif yang dapat memberikan informasi kepada setiap wisatawan maupun masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Keindahan Bukin Bangkirai - Video dokumentasi milik Bintang Rasisonia Di timur kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kutai Kertanegara telah ada satu destinasi wisata yang menawarkan keindahan dan kelestarian hutan hujan tropis alami melalui ketinggian. Ialah Bukit Bangkirai, dengan tot...
Kampus STIPRAM (Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo) Yogyakarta Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta berdiri tahun 2001 dengan nama waktu itu AKADEMI PARIWISATA AMBARRUKMO (AKPRAM) Yogyakarta. Saat itu AKPRAM mempunyai program studi tunggal yaitu Program Studi Perhotelan, dengan jurusam Perhotelan UNTUK JENJANG diploma tiga (D-3). Tahun 2004, AKPRAM telah memperoleh Akreditasi dari BAN-PT dengan nilai B dan seiring dengan pesatnya perkembangan pariwisata di Indonesia maka pada awal tahun 2008, pariwisata telah di syahkan pemerintah sebagai suatu KEILMUAN dan tidak menebeng pada rumpun ilmu yang lain. Maka pada tahun 2008, AKPRAM meningkat status menjadi SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM) dengan menambanh program studi Hospitality jurusan Hospitality untuk jenjang STRATA-SATU (S1). Seiring dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap STIPRAM, maka Akreditasipun meningkat menjadi A baik untuk program studi Perhotelan maupun Hospitality/ Pariwis...
Menara siger atau dikenal juga sebagai Siger Tower , merupakan menara yang menjadi ikon Provinsi Lampung sekaligus titik nol gerbang Sumatera. Terletak di ujung selatan Lampung, atau tepatnya di dekat pelabuhan penyeberangan laut Bakauheni. Berada di atas bukit berketinggian 110 meter di atas laut. Siger secara khusus berarti topi adat yang dikenakan oleh mempelai wanita Lampung, namun pada umumnya siger sendiri telah dikenal sebagai simbol khas yang di miliki oleh Provinsi Lampung. Menara Siger Ikon Provinsi Lampung - Dokumentasi Ismail Henry Pembangunan Menara Siger dilakukan pada tahun 2005 [ wikipedia ], dan memang sejak awal ide pembangunannya bertujuan untuk menghadirkan sebuah ikon sekaligus mengisi daftar tujuan wisata baru yang patut dikunjungi apabila para wisatawan singgah ke Provinsi Lampung. Terkait dengan letak dan posisi pembangunan Menara Siger, menjadikannya sebuah tujuan wisata yang punya daya tarik tersendiri. Karena disamping landscape yang bisa kita nik...
Komentar
Posting Komentar