Sensasi Canopy Bridge Di Bukit Bangkirai Yang Instagramable
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Indonesia sebagai salah satu negara beriklim tropis, sudah barang tentu memiliki hamparan hutan yang sangat luas. Meskipun akhir-akhir ini telah banyak pembalakan liar yang sangat merusak kelestarian hutan, namun upaya untuk melestarikannya tidak pernah pupus. Dan salah satu upaya yang dilakukan adalah menggarap keindahannya dengan sentuhan eko pariwisata. Dimana para stake holder dan pemerintah mencoba mengenalkan upaya pelestarian hutan melalui sektor wisata. Tentunya hal ini tidak hanya untuk meningkatkan produktifitas wisata, akan tetapi juga merupakan sebuah langkah edukatif yang dapat memberikan informasi kepada setiap wisatawan maupun masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.
Keindahan Bukin Bangkirai - Video dokumentasi milik Bintang Rasisonia
Di timur kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kutai Kertanegara telah ada satu destinasi wisata yang menawarkan keindahan dan kelestarian hutan hujan tropis alami melalui ketinggian. Ialah Bukit Bangkirai, dengan total luas kurang lebih 1.500 hektar, telah disulap menjadi kawasan ekowisata. Di bukit Bangkirai, kita bisa melakukan perjalanan menjelajahi hutan sekaligus memacu adrenalin. Karena disana ada satu wahana yang menjadi icon, yaitu Canopy Bridge (jembatang gantung). Kenapa bisa memacu adrenalin? Karena untuk menyeberangi jembatan gantung yang ada, dibutuhkan keberanian.
Canopy Bridge Bukit Bangkirai, Bukan Jembatan Gantung Biasa
Sebuah jembatan yang sengaja dibangun dan telah menjadi icon kawasan wisata ini, terbentang sepanjang 64 meter dengan ketinggian 30 meter dari permukaan tanah. Jembatan ini menghubungkan 5 buah pohon besar dengan jarak antar pohon sekitar 10-15 meter. Adapun untuk konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, dengan menerapkan standar keamaan yang tinggi, sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir dengan keselamatan mereka. Karena konstruksi jembatan gantung tersebut menggunakan kabel yang dilandasi papan, dengan dinding dari jaring nilon yang dirancang khusus, serta menggunakan besi anti karat yang terjamin hingga 15-20 tahun lamanya.
Jembatan gantung bukit Bangkirai - Dokumentasi milik Getborneo.com
Sebenarnya konstruksi jembatan gantung bukit Bangkirai sudah dibangun sejak 1998, namun karena pada waktu itu kurang boomingnya peran social media sebagai alat promosi wisata, banyak pengunjung yang berdatangan hanya karena informasi dari mulut kemulut atau sekedar memperoleh informasi dari iklan di surat kabar yang sudah barang tentu penyebarannya kurang begitu masif. Adapun wisatawan yang berkunjung lebih banyak didominasi oleh wisatawan lokal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan begitu viralnya kawasan wisata ini di social media, saat ini telah banyak pengunjung yang berasal dari luar wilayah Kalimantan Timur, bahkan dari luar pulau Kalimantan yang sengaja berkunjung demi merasakan sensasi canopy bridge bukit Bangkirai.
Tidak Perlu Bingung Lokasi Menawan Untuk Live Update Social Media
Selain menawarkan tantangan pada track yang ada di jembatan gantung, tentunya kawasan yang masih asri ini akan menjadi tempat yang sangat pas untuk melakukan live update social media bagi para wisatawan. Karena keindahan alam yang terbentang akan menjadi spot foto yang instagramable.Apalagi jika melihat keindahan formasi tajuk tegakan pohon-pohon besar yang ada di sekeliling jembatan gantung, akan lebih menegaskan bahwa hutan hujan tropis juga bisa dijadikan lokasi foto yang indah.
Kawasan Ekowisata Bukit Bangkirai - Dokumentasi milik Eastkalimantan.com
Kawasan ekowisata inipun dilengkapi dengan kebun buah seluas 4 hektar, yang tentunya akan sangat menarik bagi para wisatawan. Disamping itu, untuk memanjakan mata tidak hanya disuguhi oleh pepohonan yang rata-rata telah tumbuh dan berumur dari 150 tahun, kita juga bisa meningmati keindahan hayati lainnya berupa koleksi anggrek sebanyak 45 jenis, yang salah satunya adalah jenis anggrek hitam yang merupakan maskot Kalimantan Timur. Ada 113 jenis burung yang tumbuh dan berkembang disana, dan berbagai jenis hewan lainnya seperti rusa sambar, babi hutan, monyet ekor panjang, beruk, owa-owa, lutung merah, dan bajing terbang. Hal ini menjadikan Bukit Bangkirai sebagai kawasan ekowisata hutan hujan tropis yang sangat beragam.
Kawasan Asri Sekitar Jembatan Gantung Bukit Bangkinai - Dokumentasi Twitter
Bukit Bangkirai Merupakan Kawasan Ekowisata Dengan Fasilitas Cukup Lengkap
Tidak hanya canopy bridge yang menjadi fasilitas untuk menikmati keindahan hutan hujan tropis, pengelola juga menyediakan berbagai fasilitas lainnya. Hal ini terlihat dari ketersediaan restoran yang menyediakan berbagai macam menu masakan, ruangan private yang bisa digunakan untuk pertemuan 100 orang, maupun ketersediatan cottage yang dilengkapi dengan pendingin ruangan. Selain itu, bagi wisatawan yang benar-benar ingin merasakan sensasi tinggal di dalam hutan secara nyata, juga tersedia Jungle Cabin. Yang mana memang sengaja tidak dilengkapi dengan fasilitas listrik.
Fasilitas Cottage di Bukit Bangkirai - Dokumentasi milik moeniq91.blogspot.com
Kampus STIPRAM (Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo) Yogyakarta Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta berdiri tahun 2001 dengan nama waktu itu AKADEMI PARIWISATA AMBARRUKMO (AKPRAM) Yogyakarta. Saat itu AKPRAM mempunyai program studi tunggal yaitu Program Studi Perhotelan, dengan jurusam Perhotelan UNTUK JENJANG diploma tiga (D-3). Tahun 2004, AKPRAM telah memperoleh Akreditasi dari BAN-PT dengan nilai B dan seiring dengan pesatnya perkembangan pariwisata di Indonesia maka pada awal tahun 2008, pariwisata telah di syahkan pemerintah sebagai suatu KEILMUAN dan tidak menebeng pada rumpun ilmu yang lain. Maka pada tahun 2008, AKPRAM meningkat status menjadi SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM) dengan menambanh program studi Hospitality jurusan Hospitality untuk jenjang STRATA-SATU (S1). Seiring dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap STIPRAM, maka Akreditasipun meningkat menjadi A baik untuk program studi Perhotelan maupun Hospitality/ Pariwis...
Jika di Kalimanatan Timur kita bisa mengunjungi Bukit Bangkirai yang menyuguhkan ekowisata berupa keindahan hutan tropis yang sangat memukau dengan Canopy Bridge nya sebagai wahana andalan, maka apabila kita pergi ke wilayah Kepulauan Riau, kita akan disuguhkan keindahan alam pesisir. Yaitu Bintan Mangrove, yang merupakan kawasan ekowisata yang saat ini sedang naik daun dikalangan keluarga maupun anak muda yang suka bertualang di alam bebas. Kondisi yang masih asri serta keberadaan beberapa hewan-hewan yang bisa kita jumpai disana mungkin menjadi salah satu alasan kenapa tujuan wisata ini begitu banyak peminatnya. Keindahan Vegetasi Hutan Mangrove Bintan - Dokumentasi MrKesavaraj YouTube Channel Objek ekowisata ini berada di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, atau lebih tepatnya berada di sepanjang aliran sungai Sebong yang membelah kawasan Kampung Lagoi dan Desa Sebong Lagoi. Keberadaan vegetasi yang masih lestari terjaga memang menjadi daya tarik tersendiri wilayah ini. Karena daya ...
Taman Nasional Baluran adalah Taman Nasional pertama di Indonesia, yang diresmikan pada tahun 1980. Terletak di perbatasan antara Situbondo dan Banyuwangi, Jawa Timur. Karena memiliki ciri dan karakteristik savana dan adanya hewan liar yang hidup bebas layaknya sebuah taman nasional di Afrika, maka tak heran jika TN Baluran juga mendapat sebutan sebagai "Africa van Java". Disana kita bisa menjumbai berbagai jenis hewan yang hidup bebas di alam liar. Diantaranya adalah 155 jenis burung dengan beberapa spesies merupakan jenis burung langka dan dilindungi, serta terdapat 26 jenis mamalia. Untuk keragaman vegetasinya, Taman Nasional Baluran memilihi beberapa jenis vegetasi, diantaranya adalah savana, hutan pantai, hutan musim, hutan mangrove, hutan rawa, hutan pegunungan bawah, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Adapun jenis vegetasi yang paling banyak ditemui disana dalah tipe savana, yang mencakup kurang lebih 40% dari total luas TNB. Menjelajah Taman Nasional Balu...
Komentar
Posting Komentar